Peserta dari SMA 16 Bandung
Sesi pertama
diakhiri dengan istirahat dan makan siang lalu dilanjut sesi kedua. Peserta
diajak melihat proses pembuatan takakura yang merupakan salah satu cara
mengolah sampah organik di lingkungan sekitar seperti sisa makanan. Kemudian acara dilanjutkan dengan tur kantor
YPBB.
Jika mendengar
kata ‘sampah’, tentu pikiran kita langsung tertuju pada jargon “Buanglah Sampah
Pada Tempatnya” bukan? Jargon yang sudah sejak lama sering kita temui ini
ternyata tidak sepenuhnya tepat. Jika kita mau sedikit lebih peduli, sampah
sebenarnya harus dipisah sesuai jenisnya saat hendak dibuang. Lebih baik lagi
jika kita bisa memanfaatkan sampah atau sejak awal mengurangi jumlah sampah
dengan tidak mengonsumsi barang-barang yang dijual dengan kemasan plastik. Pemahaman
semacam ini perlu ditanamkan kepada
setiap orang, terlebih kepada mereka yang memiliki kapasitas sebagai pembuat
kebijakan. Guru-guru dan perangkat OSIS merupakan contoh orang-orang yang mampu
membuat kebijakan di lingkungan sekolah. Untuk itulah YPBB menyelenggarakan
Pelatihan Zero Lifestyle dengan mengundang beberapa sekolah di Bandung. SMA 16
Bandung adalah salah satu sekolah yang diundang ke kantor YPBB di Jl. Sidomulyo
No. 21 pada hari Kamis, 24 April lalu. Kegiatan ini diawali dengan permainan
sehingga suasana pelatihan menjadi hangat dan akrab. Usai permainan, masuklah
ke sesi pertama mengenai jenis-jenis sampah dan cara penanggulangannya. Peserta
juga diajak melihat fakta dan angka di lapangan mengenai permasalahan sampah
yang dihadapi oleh warga Bandung khususnya. Semua peserta baik guru maupun
siswa-siswi tampak antusias dan aktif menyuarakan gagasan untuk perubahan
lingkungan yang selaras dengan alam.
Searah jarum jam: penyampaian materi, pembuatan takakura, permainan
Melalui acara pelatihan ini, guru
dan murid mendapatkan pengetahuan mengenai gaya hidup organis dan diharapkan mampu membuat perubahan di lingkungannya masing-masing.